Kutumpahkan semua rasa penat dan gelisah kedalam tulisan ini disini. Karena tak ada media lain yang bisa ku sambangi. Hari silih berganti, begitu pula dengan peristiwa yang kita alami. Ketika kemarin ku menulis ditemani dengan secangkir kopi dan biskuit, kini mereka pun digantikan dengan segelas air putih dan juga sebuah obat. Kondisi cuaca yang kelam membuat diri ini tidak bisa diatur.
Tak pandai merangkai kata, tak pandai pula membaca situasi yang sedang dialami, bukan membaik malah memburuk. Ketika diberi dua pilihan, harapan atau keputusasaan? Tentu saja semua memilih harapan, tapi secara tak sadar mereka akan ternodai dengan keputus asaan, meski hanya sedikit. Bak hewan yang terpisah dari rombongan, semakin ia terpisah semakin ia tak tahu jalan mana yang harus ia lalui.
Penyesalan pasti akan mendatangi kita diakhir. Diri ini hanya bisa membual, ketika berbicara saling percaya satu sama lain, ternyata ia masih ragu. Salahkan saja diri ini, yang secara tak langsung mendapatkan predikat terhina karena perbuatan nya.
Time to go.